Emas merupakan salah satu alat transaksi yang sejak lama telah digunakan. Seiring berkembangnya zaman, penggunaan emas mulai bergeser dari mata uang menjadi investasi dalam bentuk logam mulia.
Bank-bank sentral modern di dunia bahkan masih menyimpan emas sebagai salah satu instrumen investasi. Jika emas sudah tidak digunakan untuk alat transaksi, mengapa bank sentral masih menyimpan emas?
Bank Sentral Menyimpan Emas
Banyak negara maju mempertahankan cadangan emas sebagai bagian dari kebijakan bank sentral meskipun biaya penyimpanan yang tinggi dan keuntungan finansial yang tidak terlalu besar. Selain itu, Bank sentral dapat menahan hutang luar negeri dan mendapatkan bunga setiap tahun dari kepemilikan tersebut.
Emas juga tidak terikat pada satu negara atau kontingen. Hal ini berarti emas memiliki nilai tersendiri dan dapat ditransaksikan kapan saja tanpa jaminan pihak ketiga.
Emas digunakan bank sentral sebagai polis asuransi ketika terjadi hiperinflasi ataupun bencana ekonomi lainnya. Misalnya jika USD mengalami penurunan nilai secara drastis, maka emas dapat digunakan untuk mendongkrak nilai USD.
Melihat risiko inflasi dari tahun ke tahun, bank sentral dunia mulai berlomba-lomba untuk mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya untuk menyelamatkan perekonomian negaranya masing-masing.
Negara Penyimpan Emas
Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF) and the World Gold Council pada tahun 2018, tren pembelian emas untuk cadangan bank sentral terus meningkat.
- Amerika Serikat
Jumlah resmi emas: 8,133.5 ton
Cadangan devisa dalam emas: 74.9%
AS dilaporkan memiliki cadangan emas yang jauh lebih banyak daripada negara lain – lebih dari dua kali lipat dari negara lainnya. Antara tahun 1913 dan 1961, Federal Reserve diharuskan untuk memegang emas yang setara dengan 40% dari nilai mata uang. - Jerman
Jumlah resmi emas: 3,369.7 ton
Cadangan devisa dalam emas: 70.6%
Jerman mengambil emas mereka yang tersebar di seluruh duni, terutama New York dan Paris. Dengan bertambahnya jumlah emas di negara sendiri, Jerman semakin dipercaya oleh publik di zona euro. - Italia
Jumlah resmi emas: 2,451.8 ton
Cadangan devisa dalam emas: 66.9%
Menyusul kebangkitan Gerakan Bintang 5 (salah satu partai di Roma) yang populis, masa depan logam kuning di Italia tampak tidak pasti. Awal bulan April 2019, Roma mengusulkan agar kepemilikan resmi cadangan emas dipindahkan dari Bank Italia ke publik. - Perancis
Jumlah resmi emas: 2,436 ton
Cadangan devisa dalam emas: 61.1%
Pada 2018, Reuters melaporkan Bank of France mulai bekerja untuk meningkatkan kualitas cadangan emasnya untuk mendongkrak pengaruh Perancis di pasar perdagangan internasional. - Rusia
Jumlah resmi emas: 2,150.5 ton.
Cadangan devisa dalam emas: 19.1%
Dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan pada aset Amerika, Rusia telah membeli lebih banyak logam kuning. Selain itu, Rusia juga tidak mau terlibat dengan perang dagang Cina-Amerika. Cadangan emas Rusia telah meningkat dari tahun ke tahun. - Cina
Jumlah resmi emas: 1,874.3 ton
Cadangan devisa dalam emas: 2.5%
Cina telah memprediksi perlambatan ekonomi sebagai dampak dari perang dagang dengan Amerika. Oleh karena itu Bank sentral mulai mengumpulkan cadangan emas lebih banyak sebagai exit strategy. - Swiss
Jumlah resmi emas: 1,040 ton
Cadangan devisa dalam emas: 5.5%
Dengan populasi sebanyak 8.4 juta, Swiss memiliki cadangan emas terbesar di dunia perkapita. - Jepang
Jumlah resmi emas: 765.2 ton
Percent of foreign reserves in gold: 2.5%
Menurut IMF, cadangan devisa emas mengalamai peningkatan secara signifikan sejak awal tahun 2010-an. Namun besarnya cadangan emas hampir sama dengan Cina. - Belanda
Jumlah resmi emas: 612.5 ton
Cadangan devisa dalam emas: 65.9%
Sama seperti bank sentral lain, Bank sentral Belanda juga mengumpulkan cadangan emas lebih banyak. - India
Jumlah resmi emas: 608.7 ton.
Cadangan devisa dalam emas: 6.4%
Melihat tren ekonomi dunia yang semakin menurun, bank sentral India memutuskan untuk memperbesar cadangan emas yang mereka miliki.
Jika kamu berminat untuk investasi emas, kamu bisa mencoba berinvestasi secara derivatif. Istimewanya, dengan berinvestasi derivatif kamu tidak perlu menyimpan emas fisik seperti umumnya karena semua transaksi dilakukan secara online.
Selain itu, emas derivatif dapat kamu gunakan untuk mempertahankan nilai kekayaanmu saat masa pandemi. Jadi bukan hanya bank sentral saja yang perlu waspada bahaya inflasi, kamu juga.
Jika kamu masih ragu, kamu bisa mengikuti program webinar dan training TMTE dari PT Mentari Mulia Berjangka. Program ini diisi langsung oleh guru-guru internasional yang berpengalaman selama puluhan tahun di investasi emas derivatif. Acara ini gratis. Segera daftarkan di sini