Banyak buku seputar wabah yang ditulis pada masa lampau mulai bermunculan kembali namanya sebagai bahan cocoklogi dengan virus covid 19 yang sedang melanda di berbagai negara.
Tak jarang, para pembaca juga menganggap bahwa buku-buku ini seakan meramalkan wabah penyakit yang terjadi sekarang ini.
Lalu buku apa saja yang membahas mengenai wabah dan disebut-sebut merepresentasikan kondisi sekarang? Yuk simak penjelasannya!
End of Days: Predictions and Prophecies about the End of the World
Beberapa waktu yang lalu, Indonesia bahkan dunia dibuat terkejut dengan adanya salah satu buku seputar wabah.
Buku itu adalah End of Days: Predictions and Prophecies about the End of the World, yang ditulis oleh Sylvia Browne. Ia meramal bahwa akan muncul wabah pneumonia yang akan melanda dunia.
Di dalam bukunya disebutkan bahwa : “Pada sekitar tahun 2020 nanti, penyakit seperti pneumonia yang terbilang parah akan menyebar ke hampir seluruh penjuru dunia, bahkan penyakit ini akan menyerang paru-paru dan saluran bronkial”.
Ia juga menyebutkan bahwa penyakit itu nantinya bisa tiba-tiba lenyap, dan menyerang lagi di 10 tahun kemudian, lalu setelahnya menghilang sepenuhnya. Warga netizen pun banyak berkomentar bahwa apa yang disebutkan di buku tersebut cocok dengan wabah virus corona yang saat ini tengah melanda dunia.
Get Well Soon: History’s Worst Plagues and The Heroes Who Fought Them
Buku ini menceritakan mengenai beberapa wabah seperti Antoninen, leprosy, polio, sipilis, hingga tipes. Bukan hanya menceritakan tentang wabah saja, tapi di dalam buku ini juga diceritakan pahlawan yang antusias tengah melawan wabah tersebut.
Yang menarik dari buku seputar wabah ini karena detailnya data yang ditampilkan serta ada selipan humor di dalamnya. Si penulis berhasil menjelaskan dengan baik hasil dari risetnya. Jadi pembaca tidak hanya dibuat tegang membaca cerita di dalamnya, tapi juga merasa terhibur dengan humor yang diselipkan.
The Plague
Buku ini menceritakan tentang wabah penyakit bawaan tikus yang melanda suatu kota bernama Oran di Aljazair. Banyak orang sudah putus asa karena wabah penyakit ini. Tak terkecuali sang tokoh utama yang merupakan seorang dokter.
Rieux adalah seorang dokter, di dalam buku ini ia dikisahkan sebagai seorang dokter yang sudah tidak memiliki kepercayaan lagi mengenai kesembuhan pasiennya. Ia sudah putus asa.
Kondisi ini seakan membuat seorang dokter tidak memiliki fungsi lagi. Dokter tak mampu lagi menyembuhkan penyakit, mereka kini hanya mampu mendiagnosis dan memerintahkan pasien untuk karantina. Hal ini dikarenakan belum ditemukan penawar atas wabah yang terjadi ini.
Yang menarik dari buku ini adalah penjelasannya yang begitu detail menceritakan suatu wabah yang bisa dibilang sangat mirip dengan kondisi pandemi saat ini. Mulai dari wabah penyakitnya sampai seluruh kota yang harus dikarantina selama berbulan-bulan.
The Great Mortality: An Intimate History of the Black Death, the Most Devastating Plague of All Time
Buku ini menceritakan sejarah di abad ke-14 tentang wabah penyakit pes yang disebabkan oleh tikus. Dulu orang-orang menyebutnya dengan The Black Death.
Di dalam buku ini dijelaskan secara lengkap dan detail mengenai kondisi Benua Eropa dan Asia yang pada waktu itu terjadi di tahun 1347 yang merenggut nyawa 25 juta orang hanya dalam waktu 5 tahun saja.
Buku ini juga menampilkan narasi yang memberikan gambaran bagaimana tragedi itu terjadi, dimana pada waktu itu ada dua tipe kondisi yang dialami oleh para korban yakni bisul dan infeksi paru-paru
Yang Terlupakan Pandemi Influenza 1981 di Hindia Belanda
Buku ini menceritakan suatu wabah yang terjadi di masa lampau sebelum pandemi covid-19 muncul. Pada saat itu ada suatu pandemi terburuk yang pernah dialami Indonesia (atau Hindia Belanda).
Tidak seperti batuk pilek yang umum terjadi, influenza ini memiliki gejala yang sangat parah dan datang secara tiba-tiba.
Pada waktu itu penyebaran virus ini meluas di Jawa Timur hanya dalam seminggu saja. Namun karena kurangnya tenaga serta alat medis yang memadai, mengakibatkan banyak orang yang mendapatkan salah diagnosa.
Pada waktu itu dunia medis mengenal teori Miasma yang dimana orang-orang sakit dicurigai menghirup udara beracun yang berasal dari rawa-rawa. Itulah sebabnya pada waktu itu masyarakat takut dan menghindari wilayah rawa.
Pemahaman seperti itu terjadi karena lagi-lagi disebabkan kurangnya alat medis sehingga tidak mampu menemukan penyebab utama dari virus ini. Mereka tidak menyadari bahwa penularan virus ini melalui kontak antar manusia.
Lagi pula waktu itu tradisi adat masih sangat kental sehingga banyak masyarakat yang enggan memeriksakan diri ke dokter dan lebih memilih berobat ke dukun.
A Journal of The Plague Year – Daniel Defoe
Buku ini menceritakan suatu wabah yang terjadi di London pada tahun 1665. Penulis buku ini adalah Daniel Defoe. Ia menceritakan pengalamannya saat ia masih anak-anak di dalam buku ini, yaitu mengenai peristiwa wabah pes yang lebih dikenal sebagai The Great Plague di London. Wabah ini terjadi beberapa abad setelah The Black Death.
Defoe menceritakan bahwa tidak ada yang lebih fatal terhadap penduduk di kota ini selain kelalaian warganya yang waktu itu menghiraukan peraturan. Defoe menuturkan bahwa mereka bisa berdiam diri di rumah demi terhindar dari wabah ini.
“Saya melihat banyak penduduk lain dapat bertahan hidup karena menaati aturan” ujar Defoe. Penggambaran di dalam buku ini lagi-lagi disebut sangat mirip dengan kondisi yang terjadi sekarang ini.
Itulah beberapa rekomendasi buku seputar wabah yang menarik untuk dibaca. Buku-buku tersebut juga disebut-sebut sangat mirip dengan kondisi sekarang ini. Menurut kamu, buku mana yang paling mirip dengan kondisi sekarang ini?