Industri Kecantikan Membuat Ulang Produk Saat COVID-19, Tetap Glowing Meskipun #DiRumahAja!

Industri kecantikan global dalam waktu sekejap mengubah apa dan bagaimana memasarkan produk-

Industri kecantikan global dalam waktu sekejap mengubah apa dan bagaimana memasarkan produk-produk mereka ke pelanggan yang harus sembunyi di balik masker, atau terjebak untuk #dirumahaja demi menghindari penyebaran virus korona. Karena rencana sosial dan perjalanan yang telah direncanakan para konsumen harus ditunda dan pekerjaan harus dilakukan secara online, merek kecantikan harus dengan cepat mengarahkan kembali pasar mereka untuk menunjukkan bagaimana produk mereka masih relevan untuk digunakan saat situasi seperti ini.

Pemasaran yang dilakukan dari merek-merek seperti ‘Maybelline’ dan ‘Revlon Inc.’ di bawah grup ‘L’Oreal’ di Instagram, Facebook dan YouTube sekarang juga menampilkan produk-produk yang cocok untuk melakukan kencan malam melalui FaceTime, panggilan konferensi video terkait pekerjaan dan Zoom happy hour.

https://www.instagram.com/p/B_SoeHDBoI2/?utm_source=ig_web_copy_link

Iklan-iklan ini mengiklankan produk yang sedang trending dengan pandemik seperti produk perawatan kulit dan mata, serta alat pewarna rambut rumahan. “Anda tidak harus memakai riasan. Tapi itu membantu” tagline untuk merek makeup Revlon di posting Instagram terbaru. Tagline ini memberi tahu konsumen bahwa mereka masih bisa mempercantik diri agar tampak segar.

Revlon menampilkan model yang sedang berjalan ke kantor dan pergi ke gym. “Sering mencuci baju tidak selalu membuat tangan yang kering dan kasar” dikutip dari iklan Instagram untuk lotion tangan dari produk L’Oreal, Kiehl’s . “Anda melakukan bagian Anda dengan tetap tinggal di rumah, sedangkan kami di Schwarzkopf ingin membantu Anda merasa seperti diri Anda yang terbaik di rumah” menurut posting yang dapat ditemukan di Instagram dari merek cat rambut di rumah yang dimiliki oleh konglomerat Jerman, Henkel.

L’Oreal USA mengambil isyarat pemasaran melalui survey konsumen di Google dan percakapan yang terdapat di media sosial. Gretchen Saegh-Fleming, kepala pemasaran L’Oreal USA berkata “konsumen telah fokus pada produk perawatan diri. Sehingga, persediaan produk-produk perawatan yang diluncurkan adalah botol sampo berukuran besar, perawatan kulit dan produk pewarnaan rambut di rumah”. Total penjualan kecantikan di Amerika Serikat turun 58 persen (dalam pekan yang berakhir pada 28 Maret) dibandingkan tahun sebelumnya menurut data dari firma riset pasar NPD Group. Namun, menurut laporan perusahaan pada hari Kamis penjualan e-commerce global L’Oreal melonjak lebih dari 50 persen pada kuartal pertama, membantu mengimbangi penurunan tajam dalam penjualan ritel di bandara dan department store. Perusahaan kecantikan juga mulai bangkit kembali di Cina, di mana wabah virus korona dimulai dan permintaan untuk produk kulit dan rambut diperkirakan akan meningkat.

Tampak segar di rumah

Pemasaran make up saat ini berfokus pada penampilan sederhana. Salah satu di bawah merek L’Oreal, Lancome Paris pada hari Jumat menjadi tuan rumah tutorial live dengan selebriti make up artist Lisa Eldridge. Sesi ini berfokus pada produk-produk kulit seperti concealer di bawah mata dan lip balm, hal ini berbalik pada masa pra-pandemi ketika konsumen mungkin lebih fokus pada produk lipstik, kata Saegh-Fleming. Warna bibir mungkin akan kurang penting karena lebih banyak orang memakai masker saat ini, kata Agathe Guerrier, co-chief officer strategi untuk agensi periklanan kreatif TBWA, yang memiliki Estee Lauder Companies Inc sebagai klien di Spanyol. “Satu hal yang menarik adalah bagaimana membuat tampilan dan wajah Anda saat Anda mengenakan masker menjadi yang terbaik.” tuturnya.

Produk perawatan diri saat ini berada di front line pemasaran industri kecantikan selama pandemik berlangsung, kata Eitan Reshef, presiden perusahaan pemasaran digital Blue Wheel Media, yang bekerja dengan merek perawatan kulit seperti Peter Thomas Roth dan Caudalie. Serta Beliau menambahkan bahwa kosmetik seperti eyeshadow sementara banyak terjual, “Anda masih berada dalam suatu rutinitas di mana Anda harus tampil berada di depan kamera, di mana banyak kontak tatap muka dan orang-orang masih peduli bagaimana penampilan mereka” kata Reshef.

Share the Post:

Related Posts

Join Our Newsletter

Scroll to Top