Otak manusia terbentuk dalam kondisi yang sangat berbeda dengan kondisi yang harus dihadapi para trader saat ini. Banyak pola pengambilan keputusan yang menjadi ciri otak kita. Berikut adalah beberapa contoh kesalahan trader tentang bagaimana pengaruh otak dapat menyebabkan kerugian. Yuk simak!
Saya Ingin Menikmatinya
Secara biologi, seseorang didorong oleh pelepasan “hormon kebahagiaan” serotonin dan dopamin untuk tindakan yang salah. Oleh karena itu, dalam mode “default”, otak manusia selalu mencari kesempatan untuk menerima gelombang kegembiraan dan kebahagiaan.
Jika seorang trader berhasil mendapatkan keuntungan nyata dari transaksi setidaknya sekali dan merasa gembira, maka otaknya telah membangun rantai logis: “membuka kesepakatan dan menikmatinya”. Seolah-olah mereka merasa “oh kalo pakai cara begitu maka bisa untung”. Koneksi serupa terbentuk pada orang yang kecanduan judi.
Selain itu, kompleksitas analisis sebagai suatu peraturan disederhanakan, dan satu fakta yang paling mencolok disimpan dalam memori. Misalnya, terkait “membuka kesepakatan” di atas, mereka mengambil “kesepakatan dalam tren”.
Dan sekarang, setelah mengalami keuntungan karena mengikuti tren sebelumnya, mereka membuka posisi lagi secara membabi buta dengan menganggap dan menyepelekan “ah kalo tadi bisa untung ikut tren, mungkin bisa untung lagi kali ini”. Namun, itu tidak dipandu oleh analisis atau pertimbangan, tetapi hanya untuk merasakan kembali kegembiraan dari kemudahan meraih untung.
Saya Tidak Siap untuk Menanggung Kerugian
Mari kita bayangkan bahwa alih-alih untung yang telah lama ditunggu-tunggu, trader justru menerima kerugian. Kemudian, antisipasi kegembiraan digantikan oleh kebingungan: “Apa yang terjadi? Saya melakukan semuanya sebelumnya!”. Dan kerugian kecil di akun Anda tidak membuat Anda takut, melainkan justru takut terlihat bodoh di mata teman dan kerabat.
Sekarang kesepakatan yang menguntungkan bagi seorang trader bukan lagi tentang keuntungan – ini semua tentang kebanggaan. Sebuah cara untuk menyembuhkan harga diri yang terluka dan membenarkan diri sendiri.
Dalam keadaan ini, otak tidak punya waktu untuk memikirkan potensi profitabilitas, mengevaluasi rasio risiko/keuntungan, dan melakukan hal-hal kecil lainnya. Hal utama adalah menghasilkan keuntungan sesegera mungkin dan kembali ke zona nyaman Anda. Dan untuk mendapat untung, Anda perlu membuka transaksi lain. Pikiran bawah sadar tampaknya mendorong trader untuk mengambil tindakan, bahkan jika kondisi pasar sedang buruk.
Takut Kehilangan Kesempatan
Mari kita kembali ke fakta bahwa otak sering menyederhanakan konteks transaksi yang berhasil menjadi beberapa ide sederhana. Misalnya, “kesepakatan berdasarkan tren”. Kadang-kadang, terutama setelah beberapa peluang perdagangan yang terlewatkan, trader diliputi rasa takut kehilangan keuntungan.
Hal ini terutama berlaku ketika saldo akun negatif. Trader mulai menunjukkan aktivitas berlebihan dalam mencari pola dan sinyal, beralih ke kerangka waktu yang lebih rendah, dan terlalu sering memperbarui grafik.
Adalah logis bahwa jika ada keraguan tentang masuk transaksi, lebih baik menahan diri dari tindakan aktif dan mengamati. Tapi ketakutan akan kehilangan keuntungan membuat logika ini terbalik. Petunjuk sekecil apa pun dari “kesepakatan berdasarkan tren” menjadi insentif yang kuat untuk membuka posisi.
Disiplin diri dalam kasus ini sangat sulit, karena secara berkala “penawaran tren” seperti itu benar-benar diterapkan dengan cara yang salah. Pada saat yang sama, meningkatnya kegugupan trader tidak memungkinkan seseorang untuk berkonsentrasi dengan baik, pada faktor pasar lain yang mempengaruhi situasi.
Nah, itulah sekilas pembahasan mengenai kesalahan trader saat membuka transaksi. Jika Anda memiliki kesulitan dalam trading, jangan ragu untuk menghubungi profesional TraderHUB. Para profesional kami selalu siap memberikan edukasi dan bimbingan dengan sepenuh hati. Selain itu, juga terdapat sinyal trading dari para analis profesional di setiap harinya. Yuk gabung bersama kami dengan klik di sini.
