Pasar sedang menantikan pemilihan ketua Fed baru. Walaupun Powell saat ini masih merupakan kandidat yang kuat untuk menjabat kembali, akan tetapi ada satu nama yang disebut-sebut berpotensi besar untuk menggantikan Powell, yiatu Brainard. Apa kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika Biden lebih memilih Brainard daripada Powell? Yuk simak!
Pasar Akan Lebih Dovish
Ahli strategi kebijakan Washington di Raymond James, Ed Mills, mengatakan bahwa kemungkinan besar Powell akan mempertahankan posisinya, tetapi jika Brainard dipilih oleh Presiden Joe Biden, pasar dapat melihatnya sebagai lebih dovish.
Hal tersebut berarti The Fed diperkirakan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menaikkan suku bunga, atau memperketat kebijakan daripada di bawah Ketua Fed Jerome Powell. Saat ini, para trader mengharapkan bank sentral untuk mulai menaikkan suku bunga pada paruh kedua tahun depan, setelah program pembelian obligasi dihentikan.
Sampai baru-baru ini, Powell diperkirakan akan dicalonkan kembali menjadi ketua, tetapi Presiden Joe Biden sekarang telah mewawancarai Powell & Brainard, dan diharapkan untuk membuat pengumuman pada akhir pekan.
Brainard Lebih Politis
Ekonom dan investor menganggap Brainard lebih politis. Terlepas dari benar atau tidak, Mills mengatakan dia dipandang politis karena sumbangannya untuk kampanye kepresidenan Hilary Clinton pada 2016.
Bahkan, Kepala investasi di Bleakley Global Advisors, Peter Boockvar, mengatakan bahwa jika Powell kembali terpilih, mungkin itu tidak akan menyebabkan reaksi besar di pasar. Sebaliknya, jika Brainard yang terpilih, itu akan menyebabkan gejolak, khususnya di pasar Treasury.
Ahli strategi obligasi mengatakan jika Brainard dinominasikan, ekspektasi inflasi pasar bisa naik, dengan instrumen terkait inflasi bergerak lebih tinggi. Selisih antara imbal hasil obligasi Treasury 2 tahun dan 10 tahun dapat melebar, dengan imbal hasil 10 tahun meningkat karena kekhawatiran inflasi.
Pesimisme Terhadap Powell
“Dua minggu lalu, saya pikir Ketua Powell adalah orang yang pantas untuk diangkat kembali. Sekarang, saya tidak yakin. Peluang dan probabilitas tampaknya menurun. Pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, skandal perdagangan merugikan, dan fakta bahwa dia ditunjuk Trump membuatnya menjadi kambing hitam yang mudah bagi pemerintah”, kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors US SPDR business.
Di sisi lain, Diane Swonk, kepala ekonom di Grant Thornton, mengatakan pasar mungkin salah jika menganggap penunjukan Brainard akan menjadikan lebih dovish. Menurut Swonk, perbedaan terbesar antara Brainard dan Powell adalah Brainard mungkin lebih cepat dalam perubahan, meskipun Powell cukup cepat dalam menyerap.
Swonk mengatakan bahwa dirinya memandang Powell dan Brainard sama-sama kompeten, tetapi preferensinya adalah untuk kesinambungan, mengingat tantangan yang dihadapi The Fed dan ekonomi saat ini.
Sementara itu, saham bank mungkin mencerminkan kekhawatiran tentang Brainard dalam peran baru. Bank-bank besar, seperti JPMorgan, Citigroup dan Bank of America , ditutup melemah Rabu. JPMorgan terus menurun Kamis, tetapi Citigroup dan Bank of America datar.
“Brainard bisa lebih ketat dalam regulasi perbankan, perubahan iklim, dan kesenjangan kekayaan. Itulah mengapa begitu banyak Demokrat progresif mendorong pengangkatannya. Kejatuhan Powell adalah dia salah menafsirkan inflasi”, kata Arone
Nah, itulah beberapa informasi mengenai polemik pemilihan ketua FED. Siapapun yang terpilih, keduanya tetap bisa dimanfaatkan untuk berinvestasi pada produk derivatif. Segera manfaatkan momen ini dengan berinvestasi di TraderHUB!
Di TraderHUB, Anda akan berkesempatan mendapatkan berita-berita terupdate mengenai perkembangan pemilihan ketua the Fed ini. Selain itu, para mentor dan analis profesional kami juga selalu memberikan rekomendasi-rekomendasi terbaik di setiap harinya. Gabung sekarang dengan klik di sini!