Pandemi Covid-19 hingga kini belum sepenuhnya hilang dari dunia. Meskipun kasus di beberapa negara sudah mulai menurun, akan tetapi di Eropa kini mulai kembali terancam dengan kehadiran gelombang keempat, terutama Austria. Austria kembali lockdown karena peningkatan kasus covid-19 yang meningkat secara signifikan. Untuk lebih jelasnya, simak artikel berikut!
Austria Kembali Lockdown
Kanselir Austria, Alexander Schallenberg, secara mengejutkan mengumumkan lockdown total di Austria pada konferensi pers Jumat. Selain itu, vaksinasi akan diwajibkan mulai 1 Februari tahun depan. Hal ini menjadikan Austria negara Eropa pertama yang memperkenalkan tindakan seperti itu.
“Kami tidak menginginkan gelombang kelima, gelombang keenam atau ketujuh”, ujar Schallenberg
Untuk mengekang peningkatan infeksi terbaru, sembilan negara bagian Austria sepakat untuk memberlakukan pembatasan nasional mulai Senin. Mereka bertemu dengan Schallenberg dan Menteri Kesehatan Wolfgang Mückstein di Tyrol.
Perjalanan ke Austria untuk tujuan pariwisata juga tidak akan dimungkinkan selama masa lockdown total ini. Lockdown akan berakhir paling lambat pada tanggal 13 Desember untuk mereka yang divaksinasi atau pulih. Namun, lockdown tetap berlaku bagi orang yang belum divaksinasi.
Orang Austria tidak akan dapat meninggalkan rumah mereka kecuali untuk bekerja, pembelian penting seperti makanan dan obat-obatan, dan untuk berolahraga. Sekolah tidak akan ditutup, tetapi orang tua harus menjaga anak-anak mereka di rumah.
Sebelumnya, Austria telah memperkenalkan lockdown yang hanya berlaku untuk orang yang belum divaksinasi, tetapi tampaknya tidak mencapai efek yang diinginkan.
Bagaimana Situasi COVID di Austria?
Austria, negara berpenduduk 8,99 juta, saat ini mengalami gelombang keempat pandemi yang parah dengan insiden tujuh hari kasus baru per 100.000 penduduk mencapai sekitar 1.000. Rumah sakit kehabisan kapasitas untuk merawat pasien, terutama di daerah-daerah seperti Salzburg dan Upper Austria, di mana tingkat kasus mencapai di atas 1.500.
Sekitar dua pertiga populasi Austria telah divaksinasi penuh, menjadikannya salah satu tingkat terendah di Eropa barat. Di awal minggu, Wina menjadi yang pertama di UE yang mulai memvaksinasi anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.
Sesuai aturan baru, vaksinasi dua dosis hanya berlaku selama 9 bulan setelah dosis kedua diberikan, sementara sebelumnya berlaku selama 12 bulan. Setelah sembilan bulan, suntikan booster diperlukan untuk dianggap divaksinasi sepenuhnya.
Schallenberg menyalahkan mereka yang tidak divaksinasi, dengan mengatakan mereka bertanggung jawab atas “serangan terhadap sistem kesehatan” dan menyebut vaksin sebagai “tiket keluar” dari pandemi.
FPO Serukan Demonstrasi
Dalam pidatonya, tanpa menyebut nama, Schallenberg merujuk pada Freedom Party of Austria (FPO) sayap kanan, yang telah berkontribusi pada skeptisisme vaksin di negara tersebut.
Jajak pendapat FPO yang mengecam aturan baru bahkan mencapai sekitar 20%, yang menganggap Austria sedang dalam perjalanan untuk menjadi “kediktatoran”. Bos FPO, Herbert Kickl, yang saat ini menderita infeksi virus corona, menyerukan demonstrasi pada hari Sabtu di Wina. Ribuan orang diperkirakan akan berpartisipasi dalam protes tersebut.
Polisi mengatakan mereka akan memastikan bahwa para peserta mematuhi pedoman keselamatan kesehatan, seperti mengenakan penutup wajah yang tepat. Terlebih, industri pariwisata negara itu juga mengkritik lockdown baru karena potensi dampaknya terhadap sektor mereka.
“Langkah ini akan berdampak parah pada sektor ini. Namun, ini tidak dapat terhindarkan, mengingat kasus-kasus yang meningkat dan beban berat pada sistem kesehatan”, kata Robert Seeber dari Austrian Economic Chamber (WKO).
Bantuan untuk Bisnis Terdampak
Menteri Keuangan, Gernot Bluemel, mengatakan pemerintah berencana untuk memberikan bantuan keuangan kepada bisnis yang dirugikan oleh lockdown.
“Kami tahu bahwa situasinya menantang, terutama datang tepat sebelum musim Natal, bagi para pedagang dan bagi perekonomian lainnya”, katanya, seraya mengatakan bahwa sekitar 15% ekonomi Austria bergantung pada pariwisata.
Pemerintah sedang mempersiapkan paket senilai €700 juta ($794 juta) untuk mengompensasi bisnis atas kehilangan penjualan, dengan dana khusus €100 juta untuk bisnis kecil.
Lockdown Austria juga berdampak pada pasar saham Eropa, dengan kerugian 4% untuk harga minyak pada hari Jumat. Perusahaan perjalanan sangat terpukul, dengan British Airways kehilangan 6% dari nilai pasarnya.
Para ahli memperkirakan bahwa kerusakan finansial dapat meningkat jika Jerman dan negara-negara Eropa lainnya mengikuti lockdown total.
Nah, itulah sekilas berita mengenai Austria yang mulai menerapkan lockdown total di negaranya. Peristiwa ini tentunya berpotensi berdampak pada pergerakan pasangan mata uang forex dan juga gold. Oleh karena itu, berita ini dapat dijadikan pertimbangan arah trading. Diskusikan bersama mentor kami dengan gabung traderhub. Untuk gabung, silakan klik di sini.