Psikologi Trading dalam Pendekatan Bias Kognitif

Perilaku mereka dipengaruhi oleh pola bias kognitif karena mereka menyimpang dari norma-norma rasionalitas. Apa itu bias kognitif?

Sebagian besar trader berada dalam kondisi ketidakpastian pasar. Mereka mengembangkan cara berpikir tertentu dan cenderung membuat kesalahan sistematis dalam penilaian, pengetahuan, dan penalaran. Perilaku mereka dipengaruhi oleh pola bias kognitif karena mereka menyimpang dari norma-norma rasionalitas. Apa itu bias kognitif? Yuk simak!

Apa Itu Bias Kognitif?

Di bawah ketidakpastian, orang biasanya salah menafsirkan risiko dan fakta, sehingga ada penyimpangan yang signifikan dalam cara mereka memandang kenyataan. Akibatnya, di bawah ketidakpastian, trader jarang membuat keputusan rasional. Para ilmuwan menyebut distorsi dalam cara orang melihat realitas dalam kondisi ketidakpastian ini sebagai definisi dari bias kognitif.

Macam-macam Bias Kognitif

Bias kognitif menjelaskan mengapa trader membuat keputusan salah yang terkait dengan perilaku pengambilan risiko mereka. Berikut adalah beberapa bias kognitif yang mempengaruhi keputusan rasional trader:

1.   Keengganan Terhadap Kerugian

Sebagian besar trader memiliki preferensi yang kuat untuk menghindari kerugian kecil, sekalipun faktanya mereka dapat memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. Penelitian telah menunjukkan bahwa kerugian dapat memiliki kekuatan psikologis dua kali lipat dari keuntungan.

Jadi, kerugian $1.000 dirasakan sama kuatnya dengan keuntungan $2.000. Hal yang paling mencolok adalah bahwa rasa sakit kehilangan jauh lebih kuat ketika trader telah mengikuti aturan, daripada ketika trader rugi karena mengabaikan aturan. Oleh karena itu, “keengganan terhadap kerugian” bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengikuti aturan terstruktur, dan dengan demikian melanggar aturan tersebut.

2.   Pengaruh Sunk Cost

Biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat diperoleh kembali didefinisikan sebagai “Sunk Costs”. Pengaruh sunk cost adalah kecenderungan trader untuk tidak bisa menerima kehilangan uang, dan sangat tidak mungkin untuk memulihkannya.

Sangat menyakitkan untuk menerima  ini karena trader percaya bahwa ini akan membuat kerugian permanen. Jadi, ketika ada penurunan harga yang signifikan, trader mempertahankan posisi awal mereka, meskipun mereka mungkin menghadapi floating loss yang semakin meningkat.

3.   Efek Disposisi

Efek disposisi adalah kecenderungan trader ketika mereka memiliki posisi pasar. Misalnya, trader sering kali langsung tutup posisi ketika floating profit “sedikit”, daripada menahannya sesuai target atau dalam jangka waktu yang lebih lama.

Sebaliknya, trader cenderung bisa mempertahankan floating loss dalam jangka waktu yang lama karena berharap harganya akan berbalik. Trader ini mendapatkan keuntungan kecil dalam jangka pendek, sementara dalam jangka panjang mereka rela mengalami kerugian yang jauh lebih besar.

4.   Bias Hasil

Misalnya, seorang trader mengalami keuntungan berkali-kali dari strategi trading yang mereka gunakan, tetapi pada titik tertentu strategi tersebut menyebabkan pengembalian negatif yang signifikan.

Dalam hal ini, seorang trader akan fokus pada pengembalian negatif ini. Ini karena sebagian besar trader lebih fokus pada hasil keputusan yang mereka buat, daripada kualitas keputusan yang dibuat, bahkan jika kualitas keputusan tersebut mengarah pada pengembalian positif dari waktu ke waktu secara akumulasi.

Semua hal di atas adalah konsekuensi dari kondisi bagaimana trader memandang realitas akibat bias kognitif. Hal ini telah menjadi masalah umum bagi banyak trader. Untuk menghindari hal ini, mereka perlu mendapatkan pengalaman dalam memahami bagaimana realitas dan bias kognitif diciptakan.

Dengan demikian, mereka mendapatkan konsistensi dan kepercayaan diri dalam metodologi yang mereka ikuti untuk setiap posisi perdagangan yang mereka ambil. Nah, bagi kamu yang masih merasa kesulitan, kamu dapat berdiskusi di forum traderhub dengan klik di sini.

Share the Post:

Related Posts

Join Our Newsletter

Scroll to Top