Dunia internasional dibuat geger dengan pemberitaan Amerika serikat yang terancam default. Negara ini dikabarkan berencana menaikkan batas utang mereka karena masalah anggaran. Total utang Amerika diperkirakan mencapai 400 triliun! Sebenarnya masalah apa yang menimpa negara adidaya ini? Untuk lebih jelasnya, yuk simak artikel berikut ini!
Apa Itu Default?
Default pada dasarnya merupakan istilah “gagal bayar”. Jika seseorang atau sebuah lembaga gagal membayar utangnya sesuai dengan waktu yang telah disepakati, maka kondisi ini disebut “default”. Pada kasus Amerika, default di sini sebenarnya adalah sovereign default.
Suatu negara yang tidak mampu membayar utangnya—biasanya dalam bentuk obligasi—maka dapat dikatakan mengalami kondisi default. Amerika terancam default karena diberitakan sedang kesulitan membayar pemegang obligasi yang diterbitkan Departemen Keuangan.
Amerika Terancam Default dan Shutdown
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen secara mengejutkan meminta Kongres AS untuk menaikkan batas utang yang saat ini sebesar US$28,4 triliun atau sekitar Rp400+ triliun. Yellen menegaskan bahwa jika permintaan ini tidak dikabulkan maka pemerintahan AS berpotensi akan mengalami penutupan sementara (shutdown) akibat kehabisan anggaran.
“Jika batas utang tidak dinaikkan, saldo kas di Departemen Keuangan tidak akan mencukupi di bulan Oktober dan pemerintah federal tidak akan mampu membayar tagihannya”, ujar Janet Yellen, dikutip dari CNBC International.
Bahkan, menurut Yellen, jika kongres tidak menaikkan batas utangnya, Amerika serikat juga terancam mengalami gagal bayar (default) hingga memicu krisis finansial bersejarah. Yellen menegaskan bahwa kondisi default ini pastinya akan memicu gejolak di pasar finansial.
Jepang dan China Kreditur Terbesar Amerika
Berdasarkan data dari Statista, pada bulan Agustus nilai utang Amerika Serikat mencapai US$ 28,427 triliun. Total ini hampir sama dengan bulan sebelumnya. Dari total tersebut, lebih dari US$7 triliun, Amerika Serikat berutang kepada asing dan paling banyak berutang pada Jepang dan China.
Seperti yang kita ketahui, China merupakan negara yang kerap berseteru dengan Amerika, akan tetapi negara ini merupakan kreditur terbesar kedua di AS setelah Jepang. Meskipun pemerintah Tiongkok mulai berangsur-angsur melepaskan kepemilikan Treasury-nya pasca perang dagang, namun negara ini masih tetap menduduki peringkat kedua pemegang Treasury terbanyak.
Berdasarkan data dari Departemen Keuangan AS, China memiliki surat utang atau obligasi (Treasury) senilai US$ 1,07 triliun pada akhir Juli lalu. Sedangkan, Jepang menduduki peringkat pertama dengan memiliki Treasury AS senilai US$1,3 triliun. Negara ini merupakan pemegang Treasury AS terbesar sejak pertengahan 2019 lalu. Di peringkat lima besar kreditur AS lainnya ada Inggris, Irlandia, dan Swiss.
Amerika Telah Pernah Shutdown
Meskipun Amerika belum pernah mengalami default, tetapi negara ini pernah berkali-kali dinyatakan Shutdown, yaitu shutdown yang paling lama pernah terjadi saat era Presiden AS ke-45, Donald Trump. Saat itu pemerintahan Amerika Serikat mengalami shutdown selama 35 hari pada periode Desember 2018 hingga Januari 2019.
Shutdown tersebut menjadi yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat. Sebanyak 300 ribu lebih pegawai pemerintah dirumahkan. Selain itu, PDB juga terpangkas. Pada kuartal IV-2018, PDB terpangkas sebesar 0,1%, sementara di kuartal I-2019 sebesar 0,2%, berdasarkan analisis Congressional Budget Office, sebagaimana dikutip CNBC International.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai Amerika yang terancam default. Informasi ini tentunya sangat penting diperhatikan oleh trader agar lebih sigap menentukan keputusan trading sesuai dengan berita-berita global yang sedang terjadi.
Bagi Anda yang ingin mengetahui peluang-peluang lain, jangan sungkan untuk menghubungi profesional TraderHUB. Para profesional kami akan selalu siap memberikan edukasi dan bimbingan dengan sepenuh hati.
Selain itu, terdapat juga analis profesional dari berbagai negara yang selalu memberikan sinyal trading harian dan berita-berita pasar terupdate. Untuk itu, tunggu apalagi? segera berinvestasi bersama kami sekarang dengan klik di sini.