Pro dan Kontra Hipotesis Pasar Efisien dan Teori Random Walk

Dalam ekonomi keuangan, ada perdebatan sengit di antara para akademisi tentang apakah mungkin untuk menghasilkan pengembalian lebih di atas pengembalian pasar rata-rata. Sebab, jika sekelompok trader atau investor mampu mengungguli pasar umum, pasar tersebut belum bisa dikatakan efisien. Di sinilah Hipotesis Pasar Efisien lahir, yang juga sering dikaitkan dengan teori Random Walk. Apa itu Hipotesis Pasar Efisien dan teori Random Walk? Yuk simak!

Apa itu Hipotesis Pasar Efisien?

Hipotesis Pasar Efisien atau Efficient Market Hypothesis (EMH), dikenal sebagai hipotesis ekonomi keuangan, yang menyatakan bahwa harga instrumen keuangan mencerminkan semua informasi yang tersedia untuk publik dan non-publik. Dengan demikian, pasar tidak mungkin menghasilkan keuntungan dengan risiko yang berlebihan di pasar.

Menurut teori EMH, tidak ada gunanya mencoba mengungguli pasar secara keseluruhan. Teori ini menjelaskan bahwa instrumen keuangan selalu diperdagangkan pada nilai wajarnya di bursa. Karena harga saham, mata uang, komoditas, dan kelas aset lainnya mencerminkan semua informasi yang tersedia, investor tidak mungkin membeli instrumen undervalued dan menjual instrumen overvalued.

Fakta bahwa banyak investor dan trader secara konsisten menghasilkan pengembalian pasar yang besar, sering diabaikan oleh para pendukung teori pasar EMH. Performa kuat tersebut sering dikaitkan dengan keberuntungan, karena akan selalu ada seseorang yang mengungguli pasar dan seseorang yang berkinerja buruk di pasar.

Dalam hal ini, pasar yang efisien adalah teori yang menyatakan bahwa tidak mungkin mengalahkan pasar, karena semua informasi sudah didiskon oleh harga – termasuk informasi orang dalam yang tidak tersedia untuk umum.

Kritik terhadap Hipotesis Pasar Efisien

Investor terkenal seperti Warren Buffet dan George Soros, telah membantah teori pasar EMH. Dalam presentasinya tahun 1984, Warren Buffet mengatakan bahwa investor yang menghasilkan keuntungan pasar yang besar membantah klaim bahwa keberuntungan adalah alasan di balik itu.

Investor lain, Peter Lynch, berpendapat bahwa teori EMH bertentangan dengan teori random walk. Teori random walk menyatakan bahwa harga pasar bergerak secara acak dan tanpa pola yang dapat diprediksi, sehingga tidak mungkin untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan.

Ekonom Australia John Quiggin telah mengklaim bahwa Bitcoin adalah contoh yang bagus untuk menentang teori EMH. Menurut Quiggin, harga Bitcoin yang meroket tidak didukung oleh nilai dasar dari cryptocurrency, yang membuat tren naik pada dasarnya adalah bubble.

Teori Random Walk

Teori Random Walk dan Hipotesis Pasar Efisien sering disandingkan bersama ketika membahas efisiensi pasar. Teori Random Walk menegaskan bahwa informasi harga historis tidak dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan, karena semua harga memiliki distribusi yang sama dan independen satu sama lain.

Dengan kata lain, harga kemarin sama sekali tidak dapat mempengaruhi harga hari ini, dan harga hari ini sama sekali tidak dapat mempengaruhi harga besok. Teori random walk menunjukkan bahwa, karena semua harga acak dan tidak dapat diprediksi, pelaku pasar tidak dapat menggunakan metode apa pun untuk mengantisipasi harga di masa depan dan menghasilkan keuntungan secara 100 persen pasti.

Menurut teori random walk, analisis teknikal tidak dapat menguntungkan karena tren tidak dapat diprediksi secara konsisten. Demikian juga, analisis fundamental juga tidak membantu karena kualitas informasi sering kali buruk dan disalahartikan.

Kritik Teori Random Walk

Nama teori ini diciptakan pada tahun 1973 oleh Burton Malkiel dan telah menghadapi banyak kritik sejak saat itu. Kritikus berpendapat bahwa pasar sering kali memperdagangkan tren yang kuat dan tahan lama, yang berarti para trader dan investor dapat memanfaatkan tren tersebut dengan memilih titik masuk dan keluar yang tepat.

The Wall Street Journal menguji teori tersebut dalam WSJ Dartboard Contest yang populer. Dalam tes tersebut, wartawan WSJ memilih acak sekelompok saham dan membandingkan hasilnya dengan kinerja pengelola uang profesional. Setelah lebih dari 140 kontes, manajer profesional menang 87 kali dan pemilih acak 55 kali.

Malkiel menanggapi hasil tes tersebut dengan menjelaskan bahwa saham yang dipetik oleh manajer profesional mendapat perhatian publik, yang kemudian mendorong harganya lebih tinggi. Namun, jika pasar benar-benar acak dan efisien, para ahli itu seharusnya tidak akan mampu mengalahkan kelompok saham yang dipilih secara acak.

Nah, itulah pembahasan seputar Hipotesis Pasar Efisien dan Teori Random Walk. Jadi, bisakah Pasar menjadi tidak efisien? Yuk baca artikel selanjutnya dengan klik di sini.

Share the Post:

Related Posts

Join Our Newsletter