Forex merupakan instrumen investasi yang paling likuid, volume transaksi bisa mencapai $6,6 triliun per hari. Menurut Survei Trienial tentang omset di pasar, dengan omset harian lebih dari $6 triliun, pasar forex tidak ada bandingannya di dunia keuangan internasional. Forex sangat erat kaitannya dengan kebijakan-kebijakan bank sentral, salah satunya adalah kebijakan untuk mengatasi inflasi. Apa pengaruh inflasi di pasar forex? Yuk simak!
Apa Itu Inflasi?
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Inflasi tidak dapat diukur dengan kenaikan biaya satu produk atau layanan, atau bahkan beberapa produk atau layanan. Sebaliknya, inflasi adalah peningkatan umum dalam tingkat harga keseluruhan barang dan jasa dalam perekonomian.
Pembuat kebijakan Federal Reserve mengevaluasi perubahan inflasi dengan memantau beberapa indeks harga yang berbeda. Federal Open Market Committee (FOMC) menetapkan bahwa kenaikan inflasi tahunan sebesar 2 persen dalam indeks harga untuk Personal Consumption Expenditures (PCE),
FOMC menggunakan indeks harga PCE sebagian besar karena mencakup berbagai pengeluaran rumah tangga. Namun, Inflasi dianggap oleh banyak orang sebagai kondisi di mana terlalu banyak uang yang beredar di perekonomian. Artinya, jika ada terlalu banyak mata uang dalam perekonomian maka nilai uangnya akan terkikis.
Apa Penyebab Inflasi?
Dua jenis utama inflasi dalam perekonomian adalah cost-push inflation dan demand-pull inflation
cost-push inflation timbul karena kenaikan keseluruhan dalam biaya produksi. Biaya produksi bisa naik sebagai akibat dari kenaikan harga bahan baku dan upah.
Demand Pull Inflation adalah kenaikan permintaan relatif terhadap penawaran. Beberapa ekonom mengaitkan kenaikan permintaan ini dengan jumlah uang beredar. Jika penawaran uang dalam suatu perekonomian melebihi barang dan jasa yang tersedia, terjadi Demand Pull Inflation.
Pengaruh Inflasi di Pasar Forex
Nilai tukar mata uang asing dan inflasi saling memiliki koneksi, mempengaruhi satu sama lain. Inflasi yang tinggi dapat mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga dalam upaya memperlambat perekonomian.
Kenaikan suku bunga juga dapat memicu minat di pasar obligasi masing-masing negara, sehingga meningkatkan kebutuhan mata uang negara tersebut. Jika permintaan untuk mata uang ekstensif, reli akan terjadi.
Inflasi yang rendah akan mendorong bank sentral untuk menurunkan suku bunga dalam upaya untuk menyadarkan ekonomi, secara fundamental membuat uang murah untuk mempromosikan pengeluaran dan investasi.
Investor, dalam hal ini, mungkin menemukan pengembalian tidak lagi memuaskan. Hal ini dapat menyebabkan investor memindahkan dana ke negara yang menawarkan pengembalian yang lebih menguntungkan, menempatkan tekanan ke bawah pada mata uang negara yang lebih lemah.
Dolar AS yang lemah, misalnya, juga membantu ekspor. Saat mata uang turun, biaya bagi konsumen asing turun, yang biasanya mengakibatkan pembelian lebih banyak produk. Ini menghasilkan keuntungan, produksi, lapangan kerja, dan output yang lebih tinggi. Peningkatan output dapat menyebabkan tekanan inflasi. Dolar yang lebih kuat, tentu saja, dapat memiliki efek sebaliknya.
Sehubungan dengan bank sentral, sikap hawkish menyiratkan bank sentral ingin menjaga dari inflasi yang berlebihan, untuk mendukung kenaikan suku bunga. Di sisi lain, sikap dovish yang diajukan oleh bank sentral umumnya lebih menyukai pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja daripada pengetatan suku bunga.
Nah, itulah sekilas pembahasan mengenai pengaruh inflasi di pasar forex yang mungkin berguna untuk Anda. Bagi Anda yang ingin belajar trading lebih lanjut, jangan sungkan untuk menghubungi para mentor profesional Mentari Mulia.
Para mentor kami selalu siap memberikan bimbingan dan edukasi dengan sepenuh hati. Selain itu, juga terdapat rekomendasi sinyal trading harian dari para analis internasional. Untuk itu, yuk gabung bersama kami sekarang dengan klik di sini.