Strategi price action merupakan salah satu strategi yang menjadi primadona di kalangan trader. Strategi price action mengandalkan penglihatan terhadap pola-pola candlestick yang terdapat dalam grafik. Salah satu pola yang sering ditemukan pada strategi price action dan dinilai cukup akurat memberikan sinyal adalah pola Inside Bar.
Namun, seringkali ada beberapa trader yang melakukan beberapa kesalahan dalam melihat pola Inside Bar. Nah, di bawah ini akan dijelaskan beberapa kesalahan yang dilakukan trader ketika trading dengan pola Inside Bar.
Sekilas Mengenal Pola Inside Bar
Pola Inside Bar terdiri dari dua batang candle, body candle pertama lebih besar dibandingkan dengan body candle kedua. Dengan kata lain, seolah-olah body candle kedua “termakan” oleh body candle pertama. Adapun syarat-syarat sebuah pola dapat disebut Inside Bar apabila:
1. Candle pertama lebih besar dan berperan sebagai candle induk (Mother Bar), sedangkan candle kedua adalah candle turunan (Inside Bar).
2. Harga tertinggi (High) candlestick kedua selalu lebih rendah daripada harga tertinggi candle pertama. Begitu juga dengan harga terendahnya. Candlestick turunan akan selalu berada “di dalam” body candle induk.
Untuk selengkapnya, kamu dapat lihat gambar di bawah ini:
Pola candlestick Inside Bar merupakan sinyal yang menandai terjadinya reversal. Namun, sebaiknya kamu juga perlu mengombinasikannya dengan indikator teknikal lain sebagai konfirmator agar potensi keakuratan semakin besar, misalnya indikator Moving Average atau Bollinger Bands.
3 Kesalahan Umum Trading Inside Bar
Meskipun dianggap sebagai pola paling mudah dibaca dan diterapkan dalam trading, rupanya beberapa trader masih sering keliru memahami cara menggunakan Inside Bar dengan tepat. Menurut Nial Fuller dalam learntotradethemarket[dot]com, ada 3 kesalahan umum yang sering dilakukan trader saat menggunakan pola ini. Apa saja?
- Tidak Menggunakan Inside Bar Pada Grafik Harian
Menurut Nial Fuller, grafik harian dianggap sebagai time frame yang tepat untuk digunakan dan memiliki akurasi yang lebih besar, terutama bagi trader Price Action yang cenderung memerhatikan pola candle. Oleh karena itu, sebaiknya jangan menggunakan time frame yang lebih rendah ketika ingin melihat kemunculan pola ini, karena potensi keakuratannya juga akan semakin rendah.
Hal tersebut dikarenakan sinyal-sinyal yang dihasilkan pada time frame rendah biasanya banyak mengandung noise dan memiliki risiko adanya failed signals. Trading Inside Bar pada time frame lebih kecil juga memicu overtrading. Trader akan cenderung tergoda untuk entry, karena melihat ada banyak sinyal inside bar bermunculan di time frame yang lebih rendah.
- Tidak Memanfaatkan Pola Ini untuk Tren Following
Secara umum, trading yang searah dengan pergerakan tren dianggap lebih mudah dalam meraih profit. Pola Inside Bar sebaiknya juga dimanfaatkan untuk strategi Trend Following. Meskipun pola ini cenderung menandai terjadinya Reversal, tetapi kemunculannya dalam penerusan tren akan sangat bermanfaat.
Menurut Nial, munculnya Inside Bar pada serangkaian reli tren panjang, dapat menjadi penanda terjadinya penerusan tren (continuation). Pola ini dapat digunakan sebagai rambu-rambu penanda Breakout, serta dapat memberikan peluang Risk Reward Ratio yang lebih besar. Tentunya manfaat ini dapat diperoleh apabila kamu menggunakan Inside Bar untuk trading mengikuti tren.
- Memasang Stop Loss Terlalu Dekat dengan Mother Bar
Fitur stop loss berfungsi untuk membatasi toleransi kerugian yang dapat diterima oleh trader. Fitur ini sangat berguna agar kerugian yang trader alami tidak semakin besar. Namun, ada juga beberapa trader yang memilih untuk tidak menggunakannya karena alasan ingin mengikuti Money Management yang telah ditentukan.
Baik yang menggunakan stop loss maupun yang tidak menggunakannya, keduanya boleh-boleh saja. Semuanya tergantung bagaimana cara kamu memanajemen risiko trading kamu sendiri. Dalam kaitannya dengan Inside Bar, sebaiknya jangan memasang Stop Loss terlalu dekat dengan candle induk.
Hal tersebut dikarena candle induk berfungsi sebagai acuan untuk melakukan titik entry. Pemasangan level Stop Loss yang terlalu dekat dengan titik entry sangat tidak disarankan, karena potensi “termakan” pasar menjadi lebih cepat.
Nah, itulah beberapa pembahasan mengenai kesalahan-kesalahan yang luput dari trader ketika menggunakan pola inside bar sebagai strategi tradingnya. Beberapa contoh di atas mungkin dapat bermanfaat untuk kamu agar dapat mengenal pola ini lebih dalam lagi.
Bagi kamu yang ingin mengetahui informasi lain seputar trading, kamu dapat bergabung dengan forum traderhub. Di forum traderhub, kamu dapat berdiskusi dengan trader lainnya. Selain itu, kamu juga dapat belajar dan melihat analisis trading dari para analis internasional. Yuk klik di sini!