[vc_row][vc_column offset=”vc_col-lg-12 vc_col-md-12″][vc_column_text css=”.vc_custom_1590120635008{margin-bottom: 30px !important;}”]Kala senja menyapa kota Nantes di Prancis barat, puluhan penghuni apartemen keluar ke balkon mereka pada sesi kebugaran selama setengah jam untuk menghilangkan kejenuhan selama lockdown akibat coronavirus melanda seluruh negeri.
[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width=”5/6″ shadow_x_offset=”0″ shadow_y_offset=”0″ shadow_blur=”0″ shadow_spread=”0″ shadow_color=”” offset=”vc_col-xs-offset-1 vc_col-xs-10″ css=”.vc_custom_1581403418078{margin-top: 30px !important;}”][vc_single_image image=”5025″ img_size=”full” add_caption=”yes” alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_column_text css=”.vc_custom_1590121380611{margin-bottom: 0px !important;}”]Alunan musik mengiringi mereka saat melakukan rutinitas jogging di tempat. Sebenarnya, latihan itu bermula ketika Pierre Planchenaud berolahraga sendirian. Tak lama, para tetangganya pun ingin bergabung.
“Itu berarti semua orang ingin bersantai setelah sehari di mana Anda tetap diam di dalam ruangan atau sendirian,” kata Planchenaud, yang bekerja di bidang periklanan. “Ini memungkinkan orang untuk memiliki sedikit kebebasan dan mengalihkan pikiran mereka dari hal-hal yang sedang dipikirkannya.”
Prancis telah dilockdown sejak 17 Maret. Perdana Menteri Edouard Philippe mengatakan lockdown yang belum pernah diterapkan sebelumnya akan tetap berlaku sampai setidaknya 15 April. Wabah itu telah menewaskan sekitar 2.000 orang di Prancis dan membuat 33.000 lainnya sakit, menurut laporan kabar resmi.[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width=”5/6″ shadow_x_offset=”0″ shadow_y_offset=”0″ shadow_blur=”0″ shadow_spread=”0″ shadow_color=”” offset=”vc_col-xs-offset-1 vc_col-xs-10″ css=”.vc_custom_1581403805195{margin-top: 30px !important;}”][vc_single_image image=”5021″ img_size=”full” add_caption=”yes” alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_column_text css=”.vc_custom_1590120863715{margin-bottom: 0px !important;}”]Mengadakan pertemuan di tempat umum telah dilarang, sekolah dan universitas ditutup dan semua bisnis yang tidak berkepentingan ditutup, orang-orang hanya diizinkan keluar dari rumah mereka hanya untuk membeli bahan makanan, melakukan pekerjaan penting, berolahraga, atau mencari perawatan medis.
Stres yang disebabkan oleh ketakutan akan tertularnya penyakit ini diperparah oleh isolasi. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan para ahli kesehatan mental. Pemerintah Prancis telah melaporkan adanya peningkatan kekerasan rumah tangga selama lockdown berlangsung.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row_inner][vc_column_inner width=”5/6″ offset=”vc_col-xs-offset-1 vc_col-xs-10″][vc_single_image image=”5023″ img_size=”full” add_caption=”yes” alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_column_text css=”.vc_custom_1590120921476{margin-bottom: 0px !important;}”]Planchenaud memimpin latihan dari halaman tengah, kelas olahraga yang mendadak ini ditutup tepat pada waktunya dengan iringan tepuk tangan oleh orang-orang sekaligus bersorak dalam mendukung para tenaga medis yang berjuang untuk menyelamatkan nyawa penderita korona.
“Kami mulai tadi malam dan kami bersenang-senang melakukannya dengan keluarga. Ini keren,” kata warga pemadam kebakaran Guillaume Ricquier.
“Ini membawa energi baru,” kata ahli osteopati Laura Martinez. “Kami rasa apa yang dilakukan tadi malam perlu terus dilakukan mesikpun lockdown usai.”[/vc_column_text]