Hipotesis Pasar Efisien : Bisakah Pasar Menjadi Tidak Efisien?

Terlepas dari meluasnya penggunaan hipotesis pasar efisien di kalangan akademisi, sebagian besar pasar menunjukkan tingkat inefisiensi tertentu. Pelaku pasar, termasuk trader, investor, hedge fund, dan bank, jarang memiliki akses ke informasi yang sama dan tidak segera bertindak. Ini menciptakan jeda di pasar, di mana memungkinkan menghasilkan pengembalian pasar yang berlebihan, mengabaikan premis hipotesis pasar efisien yang mengatakan bahwa pasar efisien.

Pasar Tidak Sepenuhnya Efisien

Bayangkan situasi di mana pelaku pasar percaya bahwa emas bisa naik 10% nilainya selama bulan depan. Namun, harga tidak akan langsung melesat ke targetnya karena beberapa alasan, termasuk emosi manusia, aktivitas profit taking, asimetri informasi, dan sebagainya.

Ada banyak alasan mengapa sebagian besar pasar keuangan tidak sepenuhnya efisien. Berikut adalah beberapa contoh utama:

Likuiditas rendah

Semakin rendah likuiditas di pasar, semakin rendah efisiensinya. Likuiditas mengacu pada jumlah pembeli dan penjual di pasar yang bersedia membeli atau menjual di hampir semua tingkat harga.

Pasar yang sangat likuid, seperti Forex, biasanya dianggap sangat efisien. Harga bereaksi sangat cepat terhadap informasi baru dan pasangan mata uang dengan cepat memulihkan keseimbangan, bahkan setelah berita pasar yang tidak terduga.

Namun, pasar Forex masih belum sepenuhnya efisien karena peluang arbitrase dan pengaturan perdagangan yang sangat menguntungkan masih ada di pasar ini. Selain itu, bahkan pasar Forex memiliki beberapa pasangan yang kurang likuid dibandingkan yang lain, seperti NZD/CAD misalnya.

Contoh pasar yang tidak likuid adalah mata uang eksotis yang tidak memiliki banyak pembeli atau penjual. Pasar-pasar tersebut dianggap sangat tidak efisien, karena berita baru didiskon secara perlahan dalam harga, dan biaya transaksi cukup tinggi.

Biaya transaksi

Berbicara tentang biaya transaksi, biaya tersebut membawa inefisiensi ke pasar. Sebagai aturan praktis, semakin tinggi biaya transaksi untuk membuka perdagangan, semakin tidak efisien pasar tersebut.

Biaya transaksi dapat membuat beberapa pelaku pasar enggan untuk segera bertindak berdasarkan berita baru, yang membuat penyerapan informasi baru lebih lambat daripada di pasar yang efisien.

Emosi manusia

Alasan berikutnya mengapa pasar tidak efisien adalah emosi dan pola perilaku manusia. Menurut hipotesis pasar yang efisien, berita dan informasi segera didiskon dalam harga, sehingga tidak mungkin untuk memperdagangkan dan mendapatkan keuntungan berlebihan.

Namun, bukti empiris menunjukkan berulang kali bahwa ini jarang terjadi. Karena sebagian besar pelaku pasar masih manusia, kita perlu memperhitungkan bahwa trader manusia harus berurusan dengan berbagai emosi, seperti ketakutan dan keserakahan.

Bayangkan situasi di mana Jerman melaporkan angka PMI bulanan yang baru. Angka yang lebih baik dari yang diharapkan akan berdampak positif pada Euro, dan laporan yang meleset dari ekspektasi pasar akan berdampak negatif pada mata Euro. Katakanlah jumlahnya lebih baik dari yang diharapkan, dan Euro melesat lebih tinggi terhadap dolar AS.

Namun, karena semakin banyak pelaku pasar mulai bertindak berdasarkan laporan dan memposisikan ulang portofolio mereka, Euro dapat terus diperdagangkan lebih tinggi selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari. Emosi manusia mungkin semakin membesar-besarkan langkah, karena takut ketinggalan dan keserakahan.

Asimetri informasi

Berita dan informasi tidak dapat diakses secara merata oleh semua pelaku pasar, sepanjang waktu. Dibutuhkan waktu bagi para trader dan investor untuk mencerna informasi baru, yang membentuk penundaan dalam reaksi harga.

Menurut teori EMH, tidak boleh ada penundaan, karena semua peserta memiliki akses yang sama ke semua berita pasar yang penting. Namun, dalam praktiknya tidak demikian. Informasi non-publik dan perdagangan orang dalam juga menambah inefisiensi di pasar.

Demikian pula, katakanlah berita pecah bahwa Fed mungkin menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya. Beberapa trader pastinya berbeda-beda waktu ketika mendapatkan informasi ini. Asimetri informasi ini tidak memungkinkan harga untuk segera mendiskon potongan informasi baru, dan mungkin perlu waktu berjam-jam sampai berita tersebut tercerna sepenuhnya oleh pasar.

Di balik polemik mengenai Hipotesis Pasar Efisien ataupun teori Random Walk, sebenarnya pasar tidaklah serumit teori-teori tersebut. Pada dasarnya kita tetap dapat memanfaatkan peluang dari ribuan momen yang diberikan pasar.

Jika kamu ingin belajar trading lebih lanjut, jangan ragu menghubungi konsultan profesional TraderHUB. Para konsultan profesional kami selalu siap memberikan bimbingan dan edukasi dengan sepenuh hati. Selain itu, juga terdapat rekomendasi sinyal trading di setiap harinya dari para analis profesional. Untuk itu, tunggu apalagi? Yuk gabung bersama TraderHUB dengan klik di sini.

Share the Post:

Related Posts

Join Our Newsletter