Tidak ada sistem trading yang sempurna, begitu pula manusia atau bahkan robot forex yang pada dasarnya juga buatan manusia. Semuanya memiliki kelebihan dan kelemahannya tersendiri. Trading adalah bisnis. Setiap bisnis pasti ada potensi keuntungan dan risiko kerugian. Risiko tidak dapat dihilangkan, tetapi bukan berarti tidak bisa diminimalisir. Bagaimana cara manajemen risiko trading? Yuk simak!
Manajemen Risiko Trading dengan Model Penentuan Ukuran Posisi
Gagasan di balik model ini adalah bahwa seorang trader harus mengambil risiko hanya sebagian kecil dari modal trading mereka pada satu transaksi. Umumnya, risiko yang ideal adalah 2% pada setiap transaksi dari jumlah dana pada akun trading.
Sebagai contoh, Jika akun perdagangan Anda memiliki saldo $50.000, maka 2% dari jumlah itu akan menjadi risiko $1000 per transaksi. Risiko $1000 per transaksi mungkin merupakan jumlah yang besar bagi seorang trader dengan saldo $5000 di akunnya. Oleh karena itu, sesuaikan dengan jumlah modal Anda.
Ketahui Level Drawdown Maksimum Anda
Drawdown adalah perbedaan nilai akun dari saldo akun tertinggi selama periode tertentu dengan nilai akun setelah beberapa kerugian transaksi. Misalnya, jika seorang trader memulai dengan $5000 di akunnya dan dia kehilangan $1000, maka dia memiliki drawdown 20%. Semakin besar drawdown, semakin sulit untuk menjadi menguntungkan.
Setelah drawdown 20%, seorang trader harus menghasilkan 25% di pasar hanya untuk kembali ke level seimbang. Aturan drawdown maksimum Anda dapat memberitahu kapan Anda harus menghentikan trading. Berhentilah jika Anda telah mencapai level maksimum dan kembali lagi esok hari.
Pada saat itu, Anda dapat mengevaluasi kembali strategi trading Anda. Anda dapat menurunkan persentase risiko tetap Anda. Namun, hal yang terpenting adalah Anda harus mengendalikan emosi sebaik mungkin, jangan biarkan emosi menguasai diri Anda. Hal ini memungkinkan Anda untuk berpikir objektif setelah Anda belajar dari kesalahan Anda.
Tetapkan Rasio Risiko dan Untung untuk Setiap Perdagangan
Aturan yang diterima secara umum dalam industri trading adalah bahwa trader harus bertujuan untuk memenangkan trading yang rata-rata dua kali lebih besar dari kerugian trading. Jika seorang trader memilih rasio risiko/untung 1:1, maka trader harus memenangkan jumlah trading yang lebih tinggi agar menguntungkan, setidaknya 6 dari 10 transaksi.
Jika trader memilih rasio risiko/imbalan 3:1, maka mereka perlu memenangkan lebih sedikit transaksi untuk mencapai titik impas, paling tidak 1 dalam setiap 4 transaksi. Namun, perlu dicatat bahwa aturan ini bekerja dengan baik di atas kertas, tetapi pada kenyataannya seorang trader benar-benar memiliki sedikit kendali atas risiko/untung aktual yang akan ia capai dalam suatu trading.
Seorang trader mungkin dapat mengendalikan kerugian mereka melalui stop loss. Namun, pada saat yang sama, seorang trader juga dapat memotong keuntungannya dengan tidak membiarkan transaksi yang menang berakhir secara alami.
Strategi trading terbaik cenderung berani memotong kerugian dan membiarkan keuntungan berjalan. Dalam jangka panjang Anda akan mendapatkan rasio risiko/untung yang sebenarnya pada sistem trading Anda.
Pada dasarnya, seorang trader yang sukses memiliki rata-rata kemenangan yang lebih besar daripada kerugian rata-rata. Misalnya, Anda dapat memiliki akurasi 90%, tetapi jika kerugian rata-rata Anda adalah $50 per perdagangan dan rata-rata kemenangan Anda adalah $10 per perdagangan, maka satu kerugian rata-rata akan menghapus 5 perdagangan Anda yang menang.
Nah, itulah beberapa contoh mengenai cara manajemen risiko yang mungkin dapat Anda praktikkan. Pada dasarnya, banyak sekali cara untuk memanajemen risiko. Bagi Anda yang ingin mengetahui cara simple lainnya, Anda dapat berdiskusi di forum traderhub dengan klik di sini.