Dapat menghasilkan uang dan mengelola sendiri sepenuhnya tentu sebuah pencapaian baru ketika kita beranjak dewasa. Dalam mengatur keuangan, idealnya kita akan membagi dalam beberapa pos seperti dana darurat, dana pensiun, investasi maupun liburan.
Financial planning is easier said than done, terutama untuk generasi sandwich. Apakah generasi sandwich itu? Apakah kamu termasuk generasi sandwich?
Apa itu Sandwich Generation?
Lenny (39 tahun) merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan ekspedisi dan memilih untuk keluar dari pekerjaannya. Kini ia sibuk membantu usaha homestay keluarganya agar lebih berkembang dan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari pekerjaan sebelumnya karena ia harus menghidupi anaknya dan orang tuanya.
Kondisi Lenny ini dapat dikatakan termasuk sebagai sandwich generation atau generasi roti lapis. Sesuai namanya-”Sandwich”-Lenny berada di antara tiga generasi dan harus menanggung ekonomi orang tua (generasi sebelumnya) dan anak (generasi setelahnya). Tanggungan yang dimaksudkan dapat berupa finansial, emosional/psikologis, dan fisik.
Istilah sandwich generation pertama kali dicetuskan oleh Dorothy A. Miller, pada 1981 pada jurnal berjudul “The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging.”
Penyebab Sandwich Generation
Ada banyak faktor yang membuat kamu terjebak menjadi generasi sandwich. Mulai dari kurang pengetahuan finansial dari generasi sebelumnya atau faktor-faktor eksternal seperti bencana alam misalnya.
Misalnya saja orang tuamu adalah pensiunan PNS yang memiliki dana pensiun yang cukup sehingga kamu tidak perlu menyisihkan penghasilanmu untuk mereka. Namun karena literasi keuangan orang tuamu kurang, mereka nekat untuk berinvestasi besar-besaran kepada orang yang tidak bertanggung jawab sehingga mereka kehilangan semua dana pensiun mereka. Mau tidak mau, kamu terkena dampak ini yang membuat kamu harus membantu orang tuamu secara finansial.
Selain minimnya literasi finansial, salah satu faktor yang membuat kita terjebak dalam generasi sandwich adalah budaya terutama karena kita tinggal di Indonesia. Masih banyak orang tua yang merasa anak harus menopang finansial mereka ketika orang tua sudah memasuki pensiun sebagai salah satu bakti kepada orang tua. Padahal pola pikir seperti ini kurang tepat karena ketika anak mulai beranjak dewasa dan mulai membangun keluarganya sendiri, suami/anaknya akan menjadi prioritas.
Memutus Rantai Sandwich Generation
Secara garis besar penyebab dari generasi sandwich adalah kurangnya literasi finansial. Jika kamu ingin memutus mata rantai sandwich generation, tentu bisa jika kamu memiliki strategi dan usaha keras.
Langkah pertama yang dapat kamu lakukan adalah mencatat semua pengeluaran dan pendapatanmu. Jika pengeluaranmu lebih besar, maka kamu harus menyiasati dengan hidup berhemat dan berusaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Bisa saja kamu dan orang tuamu tinggal di tempat yang sama agar kamu lebih mudah mengurus orang tuamu jika mereka memiliki kebutuhan yang khusus/ sakit. Sehingga rumah orang tuamu yang tidak ditempati dapat kamu sewakan kepada orang lain. Biaya sewa ini dapat menambah income-mu.
Kamu juga harus sering berkomunikasi mengenai kondisi finansialmu dengan orang tuamu. Dengan keterbukaan, kamu dapat memberi pengertian kepada orang tuamu mengenai sejauh mana kemampuanmu untuk support secara finansial. Jika kamu memiliki saudara, kamu bisa berdiskusi untuk berbagi beban.
Bisa juga kamu mempersiapkan dana pensiun sejak dini dan memulai berinvestasi derivatif. Investasi derivatif merupakan investasi yang memperjual belikan nilai/value dari sebuah komoditi dengan modal relatif rendah karena memiliki leverage hingga 1: 100.
Investasi derivatif dapat kamu lakukan di Indonesia dengan salah satu broker rekomendasi traderhub, PT Mentari Mulia Berjangka. Bertransaksi di PT Mentari Mulia Berjangka dipastikan aman kok karena broker ini telah terdaftar di BAPPEPTI, jadi dapat dipastikan investasimu legal dan terjamin.
Jika kamu tertarik untuk belajar berinvestasi derivatif, kamu dapat mengikuti seminar “True Market Trading Experience“ (TMTE) dari PT Mentari Mulia Berjangka, broker yang telah menjalin kerja sama dengan First Gold Hongkong. Untuk pendaftaran seminar TMTE, bisa hubungi di sini.
Seminar TMTE ini terbatas. Jadi tunggu apa lagi?