[vc_row][vc_column offset=”vc_col-lg-12 vc_col-md-12″][vc_column_text css=”.vc_custom_1590309541501{margin-bottom: 30px !important;}”]Saat ini seluruh orang sedang menerapkan social distancing sementara sekolah, olahraga, dan bentuk-bentuk keterlibatan sosial lainnya dibatasi hingga waktu yang belum ditentukan, oleh virus berbahaya, yang mengendap terutama pada saluran pernapasan: hidung, mulut dan paru-paru dan dapat menular ketika orang bersin, batuk atau bertukar tetesan pernapasan dengan orang lain. Meskipun penting, social distancing telah menjadi kekecewaan sosial bagi para olahragawan atau atlet, penggemar fitness, dan penggemar olahraga yang di mana mereka menemukan persahabatan, kesenangan biokimiawi dari hormon dopamin, atau aktivitas yang dapat mengurangi stres melalui olahraga. Inilah cara olahraga yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dalam merespons flu dan beberapa informasi tentang seberapa banyak orang harus (dan tidak seharusnya) berolahraga.[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width=”5/6″ shadow_x_offset=”0″ shadow_y_offset=”0″ shadow_blur=”0″ shadow_spread=”0″ shadow_color=”” offset=”vc_col-xs-offset-1 vc_col-xs-10″ css=”.vc_custom_1581403418078{margin-top: 30px !important;}”][vc_single_image image=”4994″ img_size=”full” add_caption=”yes” alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_column_text css=”.vc_custom_1590309692986{margin-bottom: 0px !important;}”]Lakukan dengan jumlah yang “tepat”
Para ilmuwan umumnya menyebut fenomena statistik ini sebagai kurva berbentuk J. Penelitian telah menunjukkan olahraga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Latihan kekebalan mengacu pada respons sistemik respons seluler seluruh tubuh dan mukosa lapisan mukosa saluran pernapasan terhadap agen infeksi, yang mengikuti kurva berbentuk-J ini.
Sebuah studi besar menunjukkan bahwa olahraga ringan hingga sedang -dilakukan sekitar tiga kali seminggu dapat mengurangi risiko kematian selama wabah flu Hong Kong pada tahun 1998. Penelitian Hong Kong dilakukan pada 24.656 orang dewasa Tiongkok yang meninggal selama wabah ini. Studi ini menunjukkan bahwa orang yang tidak berolahraga sama sekali atau terlalu banyak berolahraga yaitu lebih dari lima hari berolahraga per minggu, berada pada risiko kematian terbesar dibandingkan dengan orang yang berolahraga cukup.[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width=”5/6″ shadow_x_offset=”0″ shadow_y_offset=”0″ shadow_blur=”0″ shadow_spread=”0″ shadow_color=”” offset=”vc_col-xs-offset-1 vc_col-xs-10″ css=”.vc_custom_1581403805195{margin-top: 30px !important;}”][vc_single_image image=”4996″ img_size=”full” add_caption=”yes” alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_column_text css=”.vc_custom_1590309851436{margin-bottom: 0px !important;}”]Lalu, berapa banyak jumlah olahraga yang “tepat” untuk dilakukan?
Berikut adalah beberapa pedoman berdasarkan jumlah yang tepat – bagi kebanyakan orang.
- Lakukan olahraga ringan hingga sedang (20-45 menit), tiga kali seminggu.
- Berusaha keras untuk mempertahankan kekuatan atau kebugaran selama masa karantina.
- Hindari kontak fisik selama berolahraga, seperti berolahraga dengan tim, yang kemungkinan akan membuat Anda terkena cairan mukosa atau kontak langsung.
- Cuci dan desinfeksi peralatan setelah digunakan.
- Jika Anda menggunakan gym, temukan tempat yang banyak memadai ventilasi udara dan berolahraga jauh dari yang lain untuk menghindari droplet.
- Tetap terlibat dengan rekan satu tim melalui media sosial, daripada melakukan pertemuan atau kontak sosial.
- Makan dan tidur yang nyenyak untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.
- Tetap optimis bahwa pandemi ini akan berlalu.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row_inner][vc_column_inner width=”5/6″ offset=”vc_col-xs-offset-1 vc_col-xs-10″][vc_single_image image=”4997″ img_size=”full” add_caption=”yes” alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_column_text css=”.vc_custom_1590309893543{margin-bottom: 0px !important;}”]Dan berapa banyak jumlah olahraga yang terlalu “berisiko” untuk dilakukan?
Berikut beberapa hal yang tidak boleh dilakukan:
- Jangan berolahraga terlalu lelah, yang meningkatkan risiko infeksi. Contohnya termasuk lari maraton, yang meningkatkan risiko penyakit dari 2,2% menjadi 13% setelah balapan.
- Jangan berolahraga jika Anda memiliki gejala seperti flu.
- Jangan berolahraga lebih dari lima hari seminggu.
- Jangan berolahraga di tempat yang ramai dan tertutup.
- Jangan berbagi minuman atau peralatan makan.
[/vc_column_text]